Senin, 13 Januari 2014

KISAH SEDIH MENELADANI RASULULLAH SAW

Betapa mulia dan indahnya akhlak baginda Ya Rasulullah SAW Mengingatkan kita sewaktu sakratul maut.
'Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah,
"Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku".

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu.
Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Ustman menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.

"Rasulullah akan meninggalkan kita semua," desah hati semua sahabat kala itu.

Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar.
Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa.
Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.
"Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,

"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?".

"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,"tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.
Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. " Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.

"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi.
"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"

"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.

"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh.
Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. 
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.


"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku."

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali mendekatkan telinganya.
"Uushiikum bis-shalaati, wamaa malakat aimaanukum - peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."


Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii, ummatii, ummatiii!" -
"Umatku, umatku, umatku"
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.

Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?
Allaahumma sholli 'alaa Muhammad wa'alaihi wasahbihi wasallim.
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
Usah gelisah apabila dibenci manusia kerana masih banyak yang menyayangimu di dunia,
tapi gelisahlah apabila dibenci Allah kerana tiada lagi yang mengasihmu di akhirat kelak.

Minggu, 12 Januari 2014

TUKANG SAMPAH MENUJU MEKKAH {KISAH NYATA}

Menghajikan Istri dengan Shalat Dhuha [Kisah Nyata]

Berikut ini adalah kisah nyata dari Bapak Trimo, Tangerang Banten. Meskipun penampilannya sederhana dengan tubuh kurus dan rambut pendek, namun dibalik itu ada asa yang tinggi yaitu untuk membahagiakan istri dan keluarga. Beliau sehari-hari, bekerja menjadi pengangkut sampah yang bertugas mengambil sampah dari rumah ke rumah. Dari pekerjaannya sebagai tukang sampah, mungkin menurut kita rasanya tidak mungkin jika dia mampu membiayai istrinya naik haji. Tetapi Allah menaburkan rejeki bukan pada jenis pekerjaannya, melainkan pada kehendak-Nya sendiri serta pada akhtiar yang dilakukan oleh manusia.

 Lebih jelasnya, kita ikuti penuturan Trimo di bawah ini. Saya menikah dengan Jumroh, istri saya, pada tahun 1988. Harapan saya sewaktu berumah tangga tidaklah muluk-muluk. Saya pengen bahagia, bisa menyenangkan istri, keluarga dan orang tua. Pada tahun 1999 kami pindah ke daerah Cirendeu, Tangerang, Banten. Di sana, kami ngontrak sebuah tanah yang kemudian di atasnya kami bangun rumah papan. Sejak di Cirendeu saya mulai bekerja menjadi pengumpul sampah. Kebetulan ada sekitar 30 rumah yang saya bersihkan bak sampahnya setiap hari. Sebagai tukang sampah, memang berat menjalani pekerjaan itu. Setiap hari bergulat dengan bau.

 Apalagi kalau sudah datang musim hujan. Sampah-sampah itu terasa berat sekali karena bercampur dengan air. Belum lagi baunya yang tambah menyengat. Bahkan tidak jarang saya merasa mudah capek kalau harus mengangkut sampah di musim hujan. Awalnya sempat saya berpikir kenapa saya harus bekerja seperti ini. Tetapi setelah saya pikir ulang lagi saya akhirnya sadar bahwa tidak ada pekerjaan lain yang bisa saya lakukan. Saya tidak memiliki keahlian apa-apa lagi. Maka apa pun keadaannya, saya terima saja pekerjaan itu dengan tabah. Sempat juga saya merasa malu dengan pekerjaan saya itu. Bagaimana tidak merasa malu kalau setiap hari saya harus berpakaian kumal, bau, berkeringat dan seperti terhina saja. Pagi-pagi harus menarik gerobak sementara orang lain malah bersantai. Saya merasa benar-benar tak berdaya ketika sampah yang harus saya angkut ternyata ada bangkainya, entah bangkai tikus, kucing atau binatang lainnya.

 Tetapi saya berjanji untuk tidak menyerah dan mengeluh. Dengan dasar kemauan yang kuat, niat ibadah serta demi anak istri agar mereka tidak kelaparan, akhirnya saya bisa bertahan dengan pekerjaan itu. Saya sadar bahwa sebenarnya tidak ada pekerjaan yang enak. Karena itulah saya berusaha untuk tidak mengeluh dan menyerah.

Hal yang paling membahagiakan saya adalah ketika saya berhasil memberangkatkan istri saya naik haji. Saya tidak menduga bahwa dengan bekerja menjadi tukang pengangkut sampah akhirnya saya mampu memberangkatkan istri naik haji. Ini semua berkat karunia Allah kepada saya. Atas karunia itu, tidak hanya saya, para tetanggapun banyak yang tidak menyangka. Ada yang bertanya apa rahasia saya sehingga mampu membiayai ongkos naik haji istri. Seingat saya tidak ada rahasia lain kecuali bekerja keras, berdoa dan mungkin juga karena shalat dhuha yang selama ini saya jaga betul. Saya biasa bekerja pagi-pagi. Jam dua siang sudah selesai. Sehabis maghrib, biasanya ada saja orang yang memanggil saya untuk minta dipijit. Jadi, selain bekerja mengangkut sampah, saya juga bekerja memijit orang. Dalam satu bulan, penghasilan saya bisa dibilang besar. Sekitar 800 ribu. Uang itu selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, biaya anak sekolah dan selebihnya ditabung. Setelah satu tahun, istri saya bilang kalau dia sudah mengumpulkan uang untuk ongkos naik haji.

 Tapi belum cukup. Saat itu istri saya bilang kalau saat itu uang yang terkumpul sudah sebesar dua puluh jutaan. Saya sendiri kaget, dari mana uang itu. Tapi istri saya memang hemat orangnya. Sejak dia mengutarakan keinginannya naik haji, dia rajin sekali menabung. Uang yang saya berikan tidak semuanya dipergunakan untuk belanja, melainkan disisihkan untuk ditabung. Saat istri saya mengatakan kalau dia sudah punya tabungan sekitar dua puluh jutaan, saya benar-benar berniat untuk giat bekerja dan berdoa. Shalat dhuha saya semakin dijaga dan memohon kepada Allah agar cita-cita istri saya terkabul. Ternyata Allah benar-benar mengabulkan doa saya.

 Sejak saya menjaga betul shalat dhuha saya dan giat bekerja, rizki saya benar-benar dimudahkan. Hampir tiap malam ada saja orang yang membutuhkan jasa saya untuk dipijit. Dan akhirnya, satu tahun kemudian uang untuk naik haji sudah terkumpul dan cukup. Bahkan saya masih sempat menyisihkan harta itu untuk dizakati. Alhamdulillah. Itulah pengalaman saya yang paling berkesan. Allah memang tidak memandang pekerjaan seseorang.

 Jika orang rajin beribadah dan bekerja, insya Allah semuanya akan dimudahkan Sahabat, untuk mencapai suatu keinginan, selain giat bekerja keras dan berdoa, kita membutuhkan kesabaran. Kesabaran untuk menjalani step by step menuju cita-cita dan keinginan. Read more: http://www.resensi.net/menghajikan-istri-dengan-shalat-dhuha-kisah-nyata/2013/10/#ixzz2qAzA2u9v

MOTIVASI TERBAIK

Kita semua hidup dalam ketegangan, dari waktu ke waktu, serta dari hari ke hari; dengan kata lain, kita adalah pahlawan dari cerita kita sendiri. ~ Mary McCarthy 

Apa yang nampak sebagai suatu kemurahan hati, sering sebenarnya tiada lain daripada ambisi yang terselubung, yang mengabaikan kepentingan-kepentingan kecil untuk mengejar kepentingan- kepentingan yang lebih besar. ~ La Roucefoucauld

 Semua yang dimulai dengan rasa marah, akan berakhir dengan rasa malu. ~ Benjamin Franklin

 Hati yang penuh syukur, bukan saja merupakan kebajikan yang terbesar, melainkan merupakan pula induk segala kebajikan yang lain. ~ Cicero

 Orang yang berhasil akan mengambil manfaat dari kesalahan-kesalahan yang ia lakukan, dan akan mencoba kembali untuk melakukan dalam suatu cara yang berbeda. ~ Dale Carnegie

 Istilah tidak ada waktu, jarang sekali merupakan alasan yang jujur, karena pada dasarnya kita semuanya memiliki waktu 24 jam yang sama setiap harinya. Yang perlu ditingkatkan ialah membagi waktu dengan lebih cermat. ~ George Downing 

Ancaman nyata sebenarnya bukan pada saat komputer mulai bisa berpikir seperti manusia, tetapi ketika manusia mulai berpikir seperti komputer. ~ Sydney Harris

 Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui, dan Anda tak akan mengetahui masa depan jika Anda menunggu-nunggu. ~ William Feather

 Dalam masalah hati nurani, pikiran pertamalah yang terbaik. Dalam masalah kebijaksanaan, pemikiran terakhirlah yang paling baik. ~ Robert Hall

 Belajarlah dari kesalahan orang lain. Anda tak dapat hidup cukup lama untuk melakukan semua kesalahan itu sendiri. ~ Martin Vanbee

 Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi. ~ Ernest Newman

 Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak. ~ Aldus Huxley 

 Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai. ~ Schopenhauer 

 Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh. ~ Andrew Jackson 

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik. ~ Evelyn Underhill

 Perbuatan-perbuatan salah adalah biasa bagi manusia, tetapi perbuatan pura-pura itulah sebenarnya yang menimbulkan permusuhan dan pengkhianatan. ~ Johan Wolfgang Goethe

 Jika orang berpegang pada keyakinan, maka hilanglah kesangsian. Tetapi, jika orang sudah mulai berpegang pada kesangsian, maka hilanglah keyakinan. ~ Sir Francis Bacon 

Karena manusia cinta akan dirinya, tersembunyilah baginya aib dirinya; tidak kelihatan olehnya walaupun nyata. Kecil di pandangnya walaupun bagaimana besarnya. ~ Jalinus At Thabib 

 Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putus-nya dipukul ombak. Ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menenteramkan amarah ombak dan gelombang itu. ~ Marcus Aurelius

 Kita melihat kebahagiaan itu seperti pelangi, tidak pernah berada di atas kepala kita sendiri, tetapi selalu berada di atas kepala orang lain. ~ Thomas Hardy

Senin, 06 Januari 2014

MEMAHAMI PSIKOLOGI ANAK




   
  13 KEINGINAN ANAK YANG TAK TERUCAP
 1.   Cintai Aku Sepenuh Hatimu.
 2.   Aku Ingin Jadi Diriku Sendiri,Maka hargailah aku.
 3.   Cobalah Mengerti Aku Dan Cara Belajarku.
 4.   Pandanglah Aku Dengan Teduh  Dan Usaplah Rambutku.
 5.   Bicaralah Dengan Bahasaku.
 6.   Jangan Marahi Aku Didepan Orang Banyak.
 7.   Jangan Bandingkan Aku Dengan Kakak  Dan  Adikku.
 8.   Bapak Ibu Lupa,Aku Adalah Foto Kopimu.
 9.   Kian Hari Usiaku Bertambah, Jangan Selalu Anggap
       Aku Sebagai Anak Kecil.
 10. Biarkan Aku Mencoba,Beri Tahu Aku Kalau Aku Salah.
 11. Tegaslah Padaku,Jangan Membuat Aku Bingung.
 12. Jangan Ungkit-ungkit Kesalahanku.
 13. Aku Adalah Ladang Pahalamu sebagai infestasi akhirat mu.

CARA BACA KITAB KUNING 2 JAM



KAIDAH BACA KITAB
AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH

Kaidah-kaidah dalam membaca Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, yaitu :

1.      Apabila ada huruf, dimana setelahnya adalah Alif mati ( ا ), maka huruf tersebut berharokat Fathah.
2.      Apabila ada huruf, dimana setelahnya adalah huruf Ya’ ( ي ), maka huruf tersebut berharokat Kasroh.
3.      Apabila ada huruf, dimana setelahnya adalah huruf Wawu ( و ), maka huruf tersebut berharokat Dhommah.
4.      Apabila ada huruf Ya’ ( ي ) / Wawu ( و ) ditengah – tengah kalimat yang terdiri dari 3 huruf maka huruf tersebut berharokat Fathah / Dhommah.
5.      Apabila ada Hamzah kecil diatas ( أ ), maka memiliki 2(dua) kemungkinan; Fathah atau Dhommah. Jika berharokat Fathah, maka tidak boleh diharokati. Tetapi jika berharokat Dhommah, maka diharokati.
6.      Apabila ada Hamzah kecil dibawah ( إ ), maka huruf tersebut berharokat Kasroh.
7.      Apabila ada Kata Pembuka (Mubtada’), maka huruf terakhir dari kata tersebut berharokat Dhommah.
8.      Apabila ada kata yang menyandar pada kata berikutnya (Mudhof & Mudhof ilaih), maka huruf terakhir pada kata berikutnya tersebut berharokat Kasroh.
9.      Apabila ada kata yang diawali dengan Alif & Lam ( ال ), sedangkan kata didepannya tidak diawali dengan Alif & Lam ( ال ), maka huruf terakhir tersebut berharokat Kasroh (Mudhof ilaih).
10.  Apabila ada Kata benda yang diawali dengan Alif & Lam ( ال ), maka huruf terakhir dari kata tersebut tidak boleh di Tanwin. Sebaliknya jika Kata benda tersebut tidak diawali dengan Alif & Lam ( ال ), maka huruf terakhir di Tanwinkan.
11.  Apabila ada dua kata yang dihubungkan dengan “ وَ ” (artinya; dan), maka harokat huruf terakhir pada kata kedua mengikuti harakot huruf terakhir kata pertama (‘Athof).

12.  Ha’ Dhomir/kata ganti untuk kata Mudzakar/laki-laki ( هُ ) (artinya; dia), jika diawali dengan kata yang berbaris bawah (Kasroh), maka Ha’ Dhomir tersebut menjadi berharokat Kasroh ( هِ ).
13.  Apabila ada huruf yang bersambung dengan Alif Maqshuroh ( ى ), maka huruf tersebut berharakot Fathah.
14.  Apabila ada kata yang pada huruf pertama pada kata tersebut bertemu dengan Alif mati ( ا ), maka huruf setelah Alif mati (huruf kedua) berharokat Kasroh (Isim Fa’il).
15.  Apabila ada dua kata yang sama-sama diawali dengan Alif & Lam ( ال ), maka huruf terakhir pada Kata Kedua berharokat seperti huruf terakhir pada Kata Pertama.
-----
16.  Dhomir/kata ganti mereka untuk kata Mudzakar/laki-laki ( هُمْ ) (artinya; mereka), jika diawali dengan huruf yang berbaris bawah (Kasroh), maka Dhomir tersebut menjadi berharokat Kasroh (هِمْ).
----
17.  Kata yang menjadi Objek, maka huruf terakhirnya berharokat Fathah.
----

18.  Kata yang menjadi Subjek, maka huruf terakhirnya berharokat Dhommah.
19.  Apabila ada kata setelah “ كَانَ ” (artinya; adalah) dan saudara-saudaranya, maka huruf terakhir pada kata tersebut berharokat Dhommah (Isim Kana).
20.  Apabila ada kata setelah “ مَعَ (artinya; bersama), maka huruf terakhir pada kata tersebut berharokat Kasroh.

INDEKS

Apabila ada kata setelah “Huruf Nasab ” (artinya; menfathahkan), maka huruf terakhir pada kata tersebut berharokat Fathah (Isim Inna) diantaranya.
1.       إِنَّ  artinya; Sesungguhnya
2.      أَنَّ   artinya; Sesungguhnya
3.      أَنْ  
4.      Apabila ada 2(dua) kata setelah “ أَنَّ / إِنَّ ” (artinya; sesungguhnya), maka huruf terakhir dari kata kedua berharokat Dhommah (Khobar Inna).
5.      Apabila ada kata setelah “ Huruf Jar” (artinya; menkasrohkan), maka huruf terakhir pada kata tersebut berharokat Kasroh (Jar-Majrur) diantaranya:
6.      Kata yang Huruf terakhirnya dibaca Kasroh, karena diawali dengan Zhorof :

1.       بَيْن  artinya; Diantara
2.       فَوْقَartinya; Diatas
3.      يَوْمُ   artinya; Hari